Kina : Membingkai Kehidupan #Cerpen

Kina sedang duduk dan coba memahami dirinya sendiri, berpikir tentang apa tujuan dan siapa dia didalam semesta luas ini.

Kina berdoa dan coba menyampaikan tujuannya dalam panjang kalimat seraya berharap bahwa ini akan menjadi kenyataan.

“Tuhan, semoga aku adalah manusia yang akan hidup dengan membawa kebahagiaan untuk banyak orang”, doa Kina.

Kina kadang terbangun diantara keraguan dan ramai pikirannya, masih terasing dengan kehidupannya saat ini, Kina lebih sering tenggelam dalam lamunannya sendiri.

Kehidupan yang silih berganti telah mengajarkan manusia tentang apa, siapa, kapan, kenapa dan bagaimana segala sesuatu bisa terjadi.

Kehidupan yang telah banyak memberikan pelajaran dan pertanyaan bagi Kina, seperti akan dibentuk menjadi apa dia dalam plot kehidupan yang panjang ini, peran kehidupan seperti apa yang akan Kina hadapi dan lalui. Dunia dan keadaannya telah memberikan pertanyaan yang tak terungkap dan terlalu berat untuk dipikirkan sendiri.

Pada satu waktu, Kina terpana pada hal yang dikemudian hari akan memberikan perubahan pada kehidupannya, yaitu pandangannya akan seseorang. Bukan pada rupa yang membuat pandangannya teralih, tapi pada tindakan yang tertangkap oleh sorot tajam mata Kina.

Terlihat seorang pria sedang berjalan dengan merentangkan tangannya ditengah luasnya hamparan padang rumput, dengan menutup matanya pria tersebut mengangkat kepalanya keatas langit, dengan senyum lebar pria ini seakan menerima keagungan dan rasa syukurnya pada kehidupan, saat sinar matahari menyentuhnya dengan lembut.

Tertegun dan seolah ada kehidupan lain yang merasuki diri Kina, apa yang dia lihat telah memberikan kesan spiritual yang tidak pernah dia ilhami sebelumnya.

“Apa ini ?”, gumam Kina pada dirinya sendiri.

Seperti ada perasaan tak tersentuh pada diri Kina, seperti ada semangat baru yang tumbuh, perasaan suka cita yang tiba – tiba muncul dan membentuk pandangan lain akan kehidupan yang selama ini seperti terasing dengan arah tujuannya sendiri.

“Perasaan syukur dan menerima kehidupan”. Mungkin itu hal yang layak dijadikan gambaran pada apa yang Kina saksikan.

Tapi pertanyaannya tentang kehidupan masih terngiang dan memberikan jejak untuk diikuti kemana makna arahnya menuju ?.

Apakah kita sebagai manusia memang sudah lahir dan hidup dengan tujuan yang sudah ditentukan ?

Atau, kita hanya diberikan hamparan luas kehidupan, dimana arah dan tujuan bergantung pada diri kita.

Tapak kaki, luas pikiran dan tindakan yang mengiringi kehidupan, pada waktunya nanti mungkin akan lebih jelas menunjukkan kemana kehidupan akan membawa diri Kina.

Kina …

Jika kehidupan ini bisa berbicara, maka dengarkanlah pesannya untuk dirimu.

Tidak apa untuk mengeluh dihening malam.
Tidak apa untuk selalu bertanya tentang apa yang hidup rencanakan.
Tidak apa untuk menangis saat kehidupan terasa mulai tidak adil.
Atau berdiam diri saat lelah sudah tak bisa diajak bicara lagi, cukup rebahkan diri dan pahami waktu.

Jika kehidupan sudah cukup memberikan pesannya, maka bangunlah. Berikan ruang pada cahaya untuk bersinar pada kehidupanmu, rentangkan tanganmu dan terimalah kehidupan dengan lapang dada.

Karena raya syukur mungkin adalah kunci untuk memahami hidup lebih jauh, setidaknya jadikan rasa syukur sebagai kesiapan kita untuk menerima lebih banyak.

Selamat menempuh perjalanan Kina dan membingkai segala cerita tentang kehidupan.

#PrologAksara

Leave a comment